Ayo MENGENAL TRAUMA
- Senin, 15 Januari 2024
- Administrator
- 0 komentar

WHO mendefinisikan trauma sebagai pengalaman yang melibatkan ancaman serius atau kematian, luka serius, atau ancaman serius terhadap kesehatan fisik atau mental seseorang atau orang lain.
Dalam kondisi trauma, sistem saraf tubuh mengaktifkan respons "fight-or-flight" yang mengepakan adrenalin ke dalam aliran darah,menghasilkan reaksi fisik yang dapat menyebabkan detak jantung menjadi cepat, pernapasan yang dangkal, keringat berlebihan, gemetar, dan konsentrasi yang terganggu. Selain itu, trauma juga dapat mempengaruhi pikiran dan emosi seseorang, menghasilkan rasa cemas, ketakutan yang berlebihan, penarikan sosial, dan perasaan tidak aman.
Reaksi trauma dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa orang mungkin mengatasi trauma dengan cepat dan pulih dengan sendirinya dalam waktu singkat, sementara orang lain mungkin membutuhkan bantuan profesional untuk memulihkan trauma yang lebih parah. Reaksi tersebut seperti sebagai berikut :
- Reaksi mental seperti Stres dan cemas; Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi;Sulit menghindari pikiran mengganggu yang berkaitan dengan kejadian traumatis;Terus-menerus teringat kejadian traumatis tersebut tanpa bisa dikendalikan;Merasa hilang arah dan disorientasi.
- Reaksi emosional seperti Sangat emosional dan merasa sedih;Muncul rasa takut, panik, dan cemas;Mati rasa, hingga tak bisa merasakan apa pun;Mulai mengisolasi diri dan menjauhi semua orang;Depresi, memiliki perasaan bersalah, dan terlalu sensitif terhadap banyak hal di sekelilingnya; Terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya;Shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.
- Reaksi fisik seperti Kelelahan;Gangguan tidur;Mual, muntah, dan pusing;Sakit kepala;Keringat berlebih;Detak jantung meningkat.
- Reaksi perilaku seperti Berusaha menghindari berbagai hal yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis;Sulit berhenti memikirkan apa yang telah terjadi;Overprotektif terhadap orang-orang terdekat;Sangat waspada terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya;Tidak melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya; Perubahan terhadap nafsu makan, seperti makan lebih banyak atau justru lebih sedikit;Gangguan tidur;Takut untuk bepergian karena khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya; Mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan tak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau minum kopi secara berlebihan.
Penting untuk diingat bahwa trauma dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan pribadi, pekerjaan, kesehatan mental dan fisik, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, penanganan trauma harus dilakukan dengan hati-hati, serius, dan sesuai dengan standar klinis yang ditetapkan untuk melindungi kesejahteraan pasien.
Penanganan Trauma
Penanganan trauma dapat melibatkan beberapa bentuk terapi, termasuk terapi perilaku kognitif, terapi kelompok, atau terapi individu. Terapi dapat membantu mengurangi gejala trauma dan membantu seseorang memulihkan diri dari pengalaman traumatis.
Beberapa terapi yang dapat membantu mengatasi trauma meliputi:
- Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing);
- Terapi traumaterapi;
- Terapi keluarga;
- Terapi relaksasi.
Oleh karena itu, jangan sepelekan trauma walaupun bersifat ringan lambat laun akan menjadi berat jika anda atau orang tersayang anda yang mengalami trauma agar secepat nya memeriksakan serta konsultasi ke psikolog anda serta jangan lupa berdoa.
demikian seputar informasi tentang trauma semoga bermanfaat untuk pembaca sekian terimakasih wassalam